Ini Syaratnya Agar Umat Islam Diberikan Kejayaan Oleh Allah
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Ini Syaratnya Agar Umat Islam Diberikan Kejayaan Oleh Allah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah كتاب صحيح الترغيب والترهيب (kitab Shahih At-Targhib wa At-Tarhib) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Rabu, 25 Dzulhijjah 1441 H / 05 Agustus 2020 M.
Download kajian sebelumnya: Hadits Tentang Sedekah Sembunyi-Sembunyi
Kajian Hadits Tentang Syaratnya Agar Umat Islam Diberikan Kejayaan Oleh Allah
Kita masuk hadits yang ke-23, dari Ubai bin Ka’ab, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
بشر هذه الأمة بالسناء والرفعة والدين والتمكين في الأرض فمن عمل منهم عمل الآخرة للدنيا لم يكن له في الآخرة من نصيب
“Bergembiralah umat ini dengan ketinggian dan agama dan kemuliaan dan kekokohan di muka bumi, maka barangsiapa yang beramal di antara mereka amalan akhirat untuk dunia, maka dia tidak mendapatkan apa-apa di akhirat nanti.” (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al-Hakim dan Baihaqi, dan berkata Al-Hakim shahih sanadnya)
Dan dalam riwayat Baihaqi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
بشر هذه الأمة بالتيسير والسناء والرفعة بالدين والتمكين في البلاد والنصر فمن عمل منهم بعمل الآخرة للدنيا فليس له في الآخرة من نصيب
“Bergembiralah umat ini dengan kemudahan, ketinggian, kemuliaan dengan agama dan kekokohan di negeri-negeri dan pertolongan dari Allah. Maka barangsiapa yang beramal diantara mereka dengan amalan akhirat tetapi tujuannya untuk dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan nasib apapun juga,” maksudnya tidak mendapatkan pahala sama sekali.
Hadits ini menunjukkan kabar gembira untuk umat Islam bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa umat Islam ini akan diberikan oleh Allah ketinggian dengan agama dan kekokohan. Namun tentunya itu dengan syarat.
Apa syaratnya? Yaitu selama umat Islam menegakkan agama, menolong Allah dan RasulNya. Sebagaimana Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّـهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ ﴿٧﴾
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian membela Allah, niscaya Allah akan bela kalian. Dan Allah akan kokohkan kaki kalian di atas keimanan.” (QS. Muhammad[47]: 7)
Ayat ini menunjukkan bahwa umat Islam akan terus jaya, diberikan oleh Allah kekokohan, pertolongan, ketinggian di muka bumi, yaitu selama umat Islam membela Allah dan RasulNya dan membela agamaNya. Adapun ketika umat Islam tidak peduli dengan agama Allah, tidak mau menolong agama Allah, tidak mau membela agama Allah, yang dipikirkan hanya dunia, dunia dan dunia, maka saat itu Allah akan hinakan kita. Sebagaimana dalam hadits riwayat Abu Dawud, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Apabila kalian sibuk dengan jual beli dengna cara riba, kalian mengambil ekor sapi dan kalian sibuk dengan tanaman dan kalian meninggalkan berjihad untuk membela agama Allah, memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah akan kuasakan kehinaan Allah atas kalian. Allah tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian mau kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Dawud)
Artinya, umat Islam kalau meninggalkan agamanya, Allah akan hinakan mereka. Dan kenyataan di zaman ini. Di zaman ini umat Islam jumlahnya banyak sekali, tapi ternyata dimana-mana dihinakan, disiksa, di Rohingya, di Suriah dan di beberapa negara yang lainnya. Bahkan di negeri kita umat Islam banyak tapi bagaikan buih yang dibawa oleh banjir.
Maka kalau kita ingin diangkat kehinaan ini dan kita menjadi umat yang mulia, maka syaratnya harus dipenuhi, yaitu kita kembali kepada agama Allah, kita mau mempelajari agama Allah dan bersungguh-sungguh menutut ilmu Allah. Dan kita membela agama Allah dengan cara mengamalkannya, dengan cara mendakwahkannya kepada manusia, kita berusaha untuk menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka siapapun di antara kita yang berusaha untuk membela agama Allah, Allah pasti bela dia.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
فمن عمل منهم عمل الآخرة
“Siapa yang beramal diantara mereka amalan akhirat,” amalan akhirat itu seperti shalat, zakat, puasa, haji, yang sifatnya itu amalan-amalan akhirat, tapi ternyata tujuannya hanya untuk dunia. Orang yang beramal akhirat untuk dunia 100%, dia tidak dapat apa-apa, yang ada malah mendapatkan adzab pada hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan berikan apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut tanpa dikurangi. Mereka-mereka itu di hari akhirat nanti tidak akan mendapatkan apapun kecuali api neraka. Batal amalan mereka, sia-sia usaha mereka.” (QS. Hud[11]: 16)
Ada orang shalat tujuannya hanya ingin supaya rezekinya diluaskan saja. Demikian pula ketika keinginan dunianya lebih besar daripada keinginan akhiratnya, ini pun juga -kata Imam Asy-Syuyuti- tidak mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan dosa. Dan kalau ternyata keinginan dunia dan akhiratnya seimbang, maka dia tidak dapat apa-apa, tidak dapat dosa, tidak dapat pahala. Kalau ternyata keinginan akhiratnya lebih besar daripada keinginan dunia, maka ini diberikan pahala. Namun tentunya kata para ulama pahalanya berkurang, tidak sama dengan orang yang menginginkan akhiratnya 100%.
Kalau ada orang yang satu menginginkan ridha Allah 100% sedangkan yang satu lagi menginginkan ridha Allah sebanyak 80% dan 20%-nya karena mengharapkan dunia. Seperti ini diberikan pahala, tapi tidak mungkin yang hanya mengharapkan 80% sama dengan yang 100%, tidak mungkin sama. Padahal kedua-duanya diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala janji untuk mendapatkan dunia.
Contohnya adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Siapa yang silaturrahim maka akan dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya,” jika ada orang silaturrahim yang tujuannya karena ingin berharap supaya dapat ridha Allah dan juga supaya diberikan rezeki dan dipanjangkan umur, apakah ini boleh? Maka dijawab boleh, tapi dilihat mana yang lebih dominan. Kalau yang lebih dominan dunianya daripada akhiratnya, maka yang shahih tidak dapat pahala. Tapi kalau yang paling dominan adalah mengharapkan akhirat dan mengharapkan ridha Allah daripada dua perkara tadi, ini mendapatkan pahala.
Sekarang ada orang yang silaturahim niat dia 100% hanya ridha Allah saja, dia tidak mengharapkan apapun kecuali ridha Allah. Padahal kalau dia mengharapkan dua perkara tadi pun boleh. Maka apakah dia akan mendapatkan dua perkara tadi? Jawabannya adalah tetap.
Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian Hadits
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48857-ini-syaratnya-agar-umat-islam-diberikan-kejayaan-oleh-allah/